Bahan Khas Dalam Masakan Jepang

Ada beberapa bahan dan bumbu yang khas. Tapi, itu pun ada yang bisa diganti. Jadi, Anda tak perlu menyimpan macam-macam bahan Jepang yang mahal.

Dashi: Kaldu ikan. Dipakai untuk bumbu dasar Dibuat dari serpihan sup. ikan bonito (sejenis ikan kayu) yang dikeringkan. Dashi bisa dibeli dalam bentuk bubuk instan atau dibungkus seperti kantung teh. Sisa dashi instan disimpan seperti bumbu dalam stoples. Dashi ini bisa diganti kaldu ikan

Rumput laut: Ada 3 jenis yang perlu diketahui. Konbu (kelp) adalah lembaran ganggang laut yang dikeringkan, ditambahkan pada kaldu dan sup untuk memberi rasa khas. Nori, rumput laut yang dibuat lembaran tipis, untuk menggulung sushi (nasi berbumbu), dimakan dengan nasi sewaktu sarapan, atau untuk garnish. Panggang bagian yang mengkilap di atas api sebentar agar cita rasanya yang khas lebih keluar. Wakame, seperti rumput, untuk salad dan sup. Rendam wakame 5 menit dalam air dingin. Bahan ini cepat sekali lunak, maka masukkan 1 menit sebelum sup diangkat. Untuk salad, tuang wakame dengan air panas, lalu langsung celup/siram air dingin.

Baca Juga  Pure Kentang

Mi Jepang: Memiliki aneka bentuk dan cita rasa yang khas. Misalnya, udon, somen, kishimen, harusame, dan soba.

Mirin: Arak beras yang manis. Dicampurkan ke dalam masakan atau untuk campuran perendam. Kalau tidak ada, mirin bisa diganti dengan sirup yang dibuat dari 100 g gula pasir dan 100 ml air atau 100 g gula pasir, 50 ml air, dan 50 ml sake/vodka (jika suka).

Sake: Arak beras, berwarna putih bening, beraroma arak yang tajam. Biasanya digunakan untuk merendam atau untuk campuran saus. Selain berguna untuk menetralkan/mengurangi bau amis ikan, sake juga mengandung asam amino yang berfungsi mengempukkan daging. Alkohol yang terkandung dalam sake akan menguap pada saat pemasakan.

Shoyu: Kecap Jepang. Rasanya lebih ringan dan lebih encer daripada kecap asin. Merek yang banyak dijual di Indonesia adalah Kikkoman. Kalau tidak ada shoyu bisa diganti dengan kecap asin encer.

Miso: Pasta kedelai yang difermentasi, mirip taoco. Ada yang merah (lebih asin dan lebih umum dikenal). Ada yang putih, rasanya lebih manis, dan ada hatcho miso yang lebih gelap dan lebih asin dari miso merah. Pakai keduanya sesuai selera. Campur miso dengan air sebelum dicampurkan ke dalam sup. Jangan direbus, masukkan saat terakhir agar rasanya tidak berubah.

Baca Juga  Butterscotch Brownies

Shiitake: Ada yang menyebutnya jamur Cina atau hioko. Untuk masakan Jepang umumnya dipakai yang segar. Jika memakai jamur kering, rendam 30 menit dalam air mendidih. Jamur kering bisa disimpan dalam stoples atau kantung plastik, tahan sampai 1 tahun.

Shiritake: Soun Jepang, lebih tebal dari soun Cina yang sudah kita kenal. Dipakai untuk masakan jenis semur, misalnya sukiyaki.

Wasabi: Akar tumbuhan liar Wasabia japonica. Berwarna hijau, rasanya pedas menyengat. Dijual dalam bentuk pasta (siap pakai) atau bubuk (campur dengan air sebelum dipakai). Wasabi digunakan seperti kita memakai sambal untuk sushi dan untuk bumbu saus sashimi.

Ocha: Teh hijau selalu hadir dalam setiap acara makan. Ada 3 jenis teh, yaitu bancha, sencha, dan gemaicha. Bancha: Teh hijau yang paling standar. Tuangi air yang hampir mendidih dan diamkan 2 menit saja agar tidak pahit. Sencha: Teh hijau kualitas unggul. Agar tercipta suasana Jepang, seduh dalam poci tanah dan sajikan dalam mangkuk teh Jepang.

Baca Juga  PHAT THAI

Gemaicha: Berbentuk bubuk hijau dicampur dengan butir-butir beras yang disangrai, cita rasanya khas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.